Sebelumnya kami akan memperkenalkan seorang Fighter dengan :
Nama : Ridwan Edi
TTL : Karanganyar, 2-3-1972
Alamat : Derso, Sumber Rejo, Karanganyar, Surakarta.
Martial Arts story,
Sedari awal Ridwan Edi sudah di gadang-gadang oleh ayahnya ( Edi Ansori) menjadi petinju profesional, seperti Edi Ansori yang merupakan petinju profesional pada masanya. Maka Ridwan Edi sudah dilatih "boxing" sejak kecil. Kelas 2 SD ia menambah pengetahuanya dengan ikut latihan "Karate Inkai"sampai sabuk coklat. Dirasa sudah jenuh karena monoton Ridwan Edi belajar Silat Cimande dari ayahnya (Edi Ansori) pada kelas 6 SD. Lagi-lagi ia kembali belum puas dengan ilmu yang ia dapat dan dengan orientasi beladiri yang ia pelajari belum ada jalan untuk menuju prestasi, kelas 1 SMP ia belajar "Silat", dan prestasi-prestasinya mulai terlihat, dan point plus lain adalah di Tapak Suci memiliki peraturan yang berbeda dengan IPSI dimana full body contact memperbolehkan segala unsur serangan dengan cara free application. Dimana prestasi-prestasi Ridwan edi adalah :
KEJURDA Tapak Suci (1985), di mana lawan pertamanya adalah suprapto dengan berat badan 63 Kg dan Ridwan Edi sendiri 43 Kg. walau beda bobot yang sangat jauh (20 Kg) Ridwan Edi bisa menang telak dengan K.O (circle kick) yang tentu saja membuat official Ridwan Edi (Iwan Imam Susilo) sangat bangga. Dan akirnya ia menjuarai KEJURDA Tapak Suci tahun 1985 dengan mengalahkan Kurniawan dengan K.O (rata-rata pertandingan dimenangkan dengan K.O).
Ridwan
Edi mempertahankan kemenanganya dengan menjadi Champion di kejuaraan KEJURDA th 1986, 1987, dan 1988.
KEJURNAS
Tapak Suci.
pada level kabupalen, ia tidak mendapatkan lawan di karenakan pamornya yang sudah tinggi, maka ia menjadi perwakilan dari Kab. Karanganyar. Dan menuju tingkat provinsi dengan mengalahkan perwakilan dari kab sragen di jenjang karisidenan. Tingkat provinsi ia mengalahkan perwakilan dari kedu dengan 10 kali serangan tanpa balas. Dan menuju tingkat nasional dengan mengalahkan perwakilan dari semarang di final provinsi. Dan KEJURNAS Tapak Suci yang di langsungkan 4 bulan setelah seleksi tingkat provinsi pun dimenangkan oleh Ridwan Edi (class: C Putra)
pada level kabupalen, ia tidak mendapatkan lawan di karenakan pamornya yang sudah tinggi, maka ia menjadi perwakilan dari Kab. Karanganyar. Dan menuju tingkat provinsi dengan mengalahkan perwakilan dari kab sragen di jenjang karisidenan. Tingkat provinsi ia mengalahkan perwakilan dari kedu dengan 10 kali serangan tanpa balas. Dan menuju tingkat nasional dengan mengalahkan perwakilan dari semarang di final provinsi. Dan KEJURNAS Tapak Suci yang di langsungkan 4 bulan setelah seleksi tingkat provinsi pun dimenangkan oleh Ridwan Edi (class: C Putra)
Setelah meraih prestasi-prestasi tersebut tidak membuat
Ridwan Edi puas, ia pun menge’mix : Karate, Silat, dan Boxing yang pernah ia
pelajari. Dan pengaplikasianya adalah separring tanpa aturan (jalanan) yang ia
lakukan di daerah Surakarta dan sekitarnya.
Setelah lulus STM Ridwan Edi vacum sampai ia berkerja diJjakarta pada tahun 2000, ia aktif kembali dengan tehnik gabungan Karate, Silat, Boxing dan membuka class beladiri praktis dimana saat itu beranggotakan sekitar 40 orang. Tiga orang di antaranya H. Edi Suganda, Yance Kumentas, dan Triyono meminta untuk membentuk suatu organisasi yang mewadahi, dan akhirnya terbentuk “Tarung SIMO”(tarung silat modern) dimana semua unsur serangan dipakai di Tarung Simo.
Setelah lulus STM Ridwan Edi vacum sampai ia berkerja diJjakarta pada tahun 2000, ia aktif kembali dengan tehnik gabungan Karate, Silat, Boxing dan membuka class beladiri praktis dimana saat itu beranggotakan sekitar 40 orang. Tiga orang di antaranya H. Edi Suganda, Yance Kumentas, dan Triyono meminta untuk membentuk suatu organisasi yang mewadahi, dan akhirnya terbentuk “Tarung SIMO”(tarung silat modern) dimana semua unsur serangan dipakai di Tarung Simo.
Sampai
pada saatnya acara UFC mulai merambah
indonesia, dan TPI Fighting Champion terbentuk dan setelah proses audisi yang ketat TPI
Fight Champion melahirkan 22 petarung di gelombang pertama dan diantaranya
adalah Ridwan Edi. Setelah beberapa pertandingan ia merasa masih minim ilmu, ia
memutuskan untuk kembali belajar MMA dan vacum di TPI Fighting. Ia belajar "Judo"
dari Joko (kebumen)," Wresatling" bersama teman-temanya di UMJ Rawamangun, "Jiu
Jitsu" (block M). dan setelah ia menguasai beberapa disiplin ilmu beladiri
ground fighting adalah “seorang Fighter tidak cukup hanya dengan menguasai
pukulan dan tendangan (stand up fighting) tapi fighter juga harus menguasai
bantingan dan kuncian (ground fighting). Walaupun sayang setelah ilmu yang ia
dapatkan sudah cukup memadai, TPI fighting Champion telah di tutup oleh
permerintah pada saat itu.
Ridwan Family Combat Club adalah salah satu combatives club yang berpusat dan di kembangkan oleh salah satu petarung "TPI Championship" yaitu "Ridwan Edi". Setelah Ridwan Edi kembali ke kampung halamanya di Surakarta, ia mulai membuat Class beladiri praktis yang bernama "JUSIKAEBO" dimana nama tersebut adalah gabungan dari Jiu-jitsu, Silat, Karate, Boxing. Setelah "JUSIKAEBO" vakum, anak didik dari "JUSIKAEBO"
yang masih setia, berlatih MMA secara private kepada Ridwan Edi.
Seiring berjalanya waktu, jumlah murid Ridwan Edi bertambah dan dari
situ mulai ada gagasan untuk membentuk combatives club di karenakan kesulitan untuk mencari sparring-partner . Maka dari itu Blog ini di buat, dengan harapan bisa menjadi salah satu alat komunikasi antara RFCC
dengan club fighting lain atau pun pihak-pihak yang berkepentingan,
merasa sepemikiran untuk mengembangkan potensi baik pengetahuan,
pengalaman, sparring, event, pelatihan atau apapun yang berhubungan
dengan MMA.
No comments:
Post a Comment